Polda Jambi Targetkan Tiap Polres Bangun 3 SPPG

Sabtu, 01 November 2025 - 15:33:45 WIB

IMCNews.ID, Jambi - Polda Jambi menargetkan agar tiap Polres di lingkungannya membangun tiga dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di tiap wilayahnya.

Polda Jambi sendiri 30 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di mana. Saat ini SPPG yang telah beroperasi baru 1 SPPG Polda Jambi.

Irwasda Polda Jambi Kombes Pol Jannus P Siregar yang merupakan Ka Satgas Program MBG Polda Jambi menjelaskan, SPPG merupakan bentuk komitmen Polri dalam mendukung ketahanan pangan dan gizi bagi anak-anak sekolah.

“Kita sedang membangun sebanyak 20 lagi SPPG di Jambi,” katanya.

Kata dia, desain bangunan SPPG disusun mengikuti petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN), dengan tata letak yang ketat dan higienis.

Setiap dapur memiliki alur satu arah, di mana pintu masuk tidak boleh digunakan untuk keluar, serta pemisahan yang jelas antara area bahan mentah dan makanan siap kering.

Bangunan seluas 15 x 25 meter ini terdiri atas berbagai ruang fungsional seperti ruang produksi makanan, kantor administrasi, ruang akuntansi, ahli gizi, serta pengelola yayasan Bhayangkari.

“SPPG ini bukan sekadar dapur umum, tetapi fasilitas produksi pangan sehat yang memenuhi seluruh standar sanitasi, halal, dan higienitas. Setiap bahan makanan disterilisasi dan disimpan dengan sistem pendingin agar awet dan aman,” tegas Kombes Pol Jannus Siregar.

Dia menuturkan jika dapur SPPG terdiri dari ahli gizi, staf akuntansi, dan relawan dari masyarakat sekitar.

Sebelum operasional, para relawan menjalani pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang higienitas, pengolahan pangan, serta sanitasi.

“Relawan kami berasal dari warga sekitar dan UMKM lokal. Mereka kami latih agar paham cara produksi makanan sehat, higienis, dan sesuai standar nasional. Ini juga bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Kombes Pol Jannus.

Dalam proses produksi, setiap bahan baku yang masuk telah melalui tahapan penyortiran dan pencucian.

Bahan basah disimpan di ruang berpendingin penuh (cold storage), sedangkan bahan kering ditempatkan di ruang terpisah dengan sistem rak berpalet untuk menghindari kontaminasi.

Setelah dimasak, makanan tidak langsung dikirim, melainkan disimpan terlebih dahulu di ruang pendingin hingga suhunya stabil.

Makanan kemudian dikemas dalam wadah (ompreng) steril dan dikirim ke sekolah-sekolah penerima manfaat menggunakan kendaraan khusus.

“Durasi maksimal distribusi adalah enam jam sejak makanan selesai diproduksi. Itu untuk memastikan gizi dan kualitasnya tetap terjaga, serta mencegah potensi keracunan makanan,” ungkapnya. (*)

 



BERITA BERIKUTNYA