Pangeran Arab MBS Serukan Boikot Israel, Respon Keras Perang Gaza

Sabtu, 25 November 2023 - 10:12:33 WIB

Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Perdana Menteri Mohammed bin Salman (MBS) serangan boikot Israel
Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Perdana Menteri Mohammed bin Salman (MBS) serangan boikot Israel

 IMCNews.id - Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Perdana Menteri Mohammed bin Salman (MBS) akhirnya mengeluarkan respon keras terhadap serangan Israel ke Gaza, Palestina. Bahkan dia menyerukan kepada semua negara memboikot Israel.

 MBS juga menyerukan gerakan global untuk menghentikan serangan brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina. Respon keras ini disampaikannya dalam pertemuan virtual BRICS pada awal pekan ini.

 Dalam momen itu, ia mendesak semua negara memboikot Israel, terkait ekspor senjata ke negeri Yahudi itu. Diketahui beberapa negara dunia khususnya Barat, terus menjadi supplier senjata Negeri Zionis itu.

 MBS juga menegaskan penolakan Kerajaan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza. MBS juga meminta agar bantuan secara massif segera masuk ke Jalur Gaza.

 "Posisi Kerajaan adalah konstan dan tegas; tidak ada cara untuk mencapai keamanan dan stabilitas di Palestina kecuali melalui penerapan keputusan internasional terkait solusi dua negara," katanya dikutip dari Saudi Gazette, yang dilansir dari cnbcindonesia.com, Sabtu (25/11/2023).

 "KTT BRICS diadakan di masa sulit yang dialami Jalur Gaza, dan kami menegaskan kembali penolakan tegas kami terhadap operasi Israel di Jalur Gaza," jelasnya.

 MBS menegaskan, Gaza sudah menjadi saksi bagaimana kejahatan brutal terjadi terhadap warga sipil, orang yang tidak bersalah, fasilitas kesehatan, dan tempat ibadah.

 Menurut dia, bencana kemanusiaan itu harus dihentikan di mana koridor kemanusiaan wajib dibuka.

 Untuk diiketahui, BRICS adalah sekelompok ekonomi negara berkembang dengan anggota tetap yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan (Afsel). Arab Saudi, Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) bergabung awal tahun ini.

 Pertemuan BRICS tersebut, merupakan rapat mendadak yang diinisiasi Iran, untuk membahas perang Israel di Gaza.

Pada kesempatan itu, Teheran mendesak BRICS untuk menggunakan pengaruhnya untuk mematahkan "pengepungan" Israel di Gaza dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman.

 "Rezim palsu ini harus diakui sebagai rezim teroris dan tentaranya dianggap sebagai organisasi teroris," kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dikutip Russia Today, sambil memohon kepada anggota blok tersebut untuk mengakui hak negara Palestina untuk membela diri sambil memutuskan hubungan dengan Israel.

 "Sehubungan dengan kejahatan yang terus-menerus (dilakukan) oleh dan sifat rasis dari rezim palsu Israel, negara-negara bebas (di dunia) mengharapkan semua pemerintah terutama negara-negara anggota BRICS untuk segera mengangkat isu pemutusan hubungan politik, ekonomi dan militer dengan Israel. rezim ini menjadi agenda utama," jelasnya.

 Raisi juga meminta agar BRICS membuka penyelidikan atas dugaan penggunaan fosfor putih ilegal. Termasuk senjata terlarang lainnya oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza.

 "Iran akan mendukung upaya bersama Afrika Selatan, yang diajukan bersama empat negara lainnya pada hari Jumat di Pengadilan Kriminal Internasional, untuk menyelidiki apakah kejahatan perang telah dilakukan di Gaza," tambahnya.

 Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres termasuk di antara para pemimpin yang menyampaikan pidato pada pertemuan itu. Rapat sendiri dilakukan secara online.(*)

 



BERITA BERIKUTNYA